MY BIOGRAFI
( CITA-CITAKU)
Nama saya Luluk Fitriana, lahir di Purwodadi, 14
Juni 1996, anak kedua dari dua
bersaudara, Ayah saya Mulyono dan Ibu Siti Rohmah. Ayah seorang petani dan penjahit dan Ibu seorang
Ibu Rumah Tangga. Kakak Saya perempuan yang bernama Nurul fatimah ia sedang
bekerja di pabrik baju dikota solo. Kami tinggal di Cabeyan RT 001/ RW 006 . Hobi saya membaca. Saya
gemar membaca buku-buku novel, Komik-komik, tapi anehnya saya justru jarang
membaca buku pelajaran. Sejak dulu saya bercita-cita ingin menjadi guru.sejak saya kecil, saya dan
temen-temen selalu bermain ada yang menjadi guru dan murid, itu hal yang sangat
menyenangkan .
Tahun 2001, saya mulai memasuki bangku
sekolah dasar. Saat itu saya bersekolah di SDN 4 Ngraji, selama enam tahun
belajar disekolah itu. lulus pada tahun ajaran 2007/2008. Setelah itu saya
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi di Mts Darul Ma’arif ,
selama tiga tahun saya berangkat sekolah ketempat tersebut dengan jalan kaki,
karena jarak rumah dengan sekolahan tidak terlalu jauh sekitar 30 menit. Saat
itu saya memang merasa lelah dan berat dalam mencari ilmu, namun saat itu pula
saya sadar, betapa nikmatnya hidup yang diberikan Tuhan saya, yaitu Allah swt.,
kepada saya. Sebab saya tahu diluar sana masih banyak anak-anak yang bahkan
merasakan bangku sekolah dasar pun tidak, apalagimelanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi seperti saya. Tahun ajaran 2009/2010 saya lulus dari Mts tersebut
dan melanjutkan sekolah lagi di MA Darut Taqwa
dan saya juga nyantri di pondok pesantren Darut Taqwa. Disinilah saya
membangun cita-cita saya untuk menuju masa depan yang cerah dan bahagia.
Ketika duduk dibangku kelas X, saya mendapat sebuah
pertanyaan yang sebenarnya sering saya dengar dan sering pula saya jawab, namun
tak pernah memikirkannya lebih jauh lagi. Pertanyaannya sederhana, tetapi tetap
saja membuat saya berpikir 1000 kali lagi untuk menjawabnya, pertanyaan itu
adalah: cita-cita kamu mau jadi apa? …
Saya ingat, pertanyaan tadi sebenarnya sudah terlontar sejak saya masih kanak-kanak dan saat itu pula saya sudah bisa menjawabnya. Bedanya dengan sekarang, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah keyakinan atas dasar pemikiran saya sendiri.
Dulu, saya menjawabnya asal. Hari ini saya jawab ingin menjadi dokter, besok saya jawab ingin menjadi guru, esoknya lagi saya menjawab menjadi penata busana, esoknya lagi saya jawab ingin menjadi pengusaha dan seterusnya, Setelah itu saya pun terus berhati-hati dalam menentukan cita-cita juga mencari jati diri saya. Alhamdulilah sayapun kini menemukannya, saya bercita-cita ingin menjadi guru.
Saya ingat, pertanyaan tadi sebenarnya sudah terlontar sejak saya masih kanak-kanak dan saat itu pula saya sudah bisa menjawabnya. Bedanya dengan sekarang, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah keyakinan atas dasar pemikiran saya sendiri.
Dulu, saya menjawabnya asal. Hari ini saya jawab ingin menjadi dokter, besok saya jawab ingin menjadi guru, esoknya lagi saya menjawab menjadi penata busana, esoknya lagi saya jawab ingin menjadi pengusaha dan seterusnya, Setelah itu saya pun terus berhati-hati dalam menentukan cita-cita juga mencari jati diri saya. Alhamdulilah sayapun kini menemukannya, saya bercita-cita ingin menjadi guru.
Jelang kenaikkan kelas, sebelumnya saya harus
menentukkan jurusan mana yang saya pilih. IPA, IPS atau Bahasa? Sayangnya
disekolah saya belum ada jurusan Bahasa yang benar-benar saya minati. Akhirnya
tanpa memilih, sayapun ditempatkan dikelas IPS. Namun pada saat ini saya tahu
jawabannya.Pemikiran saya akan ‘salah jurusan’ langsung sirna. Saya yakin,
apabila Allah swt. telah memilihkan jalan untuk saya, maka itulah jalan yang
benar, saya juga menjadi yakin, bahwa saya bisa dijurusan IPA, karena saya
ingat sebuah petuah. “Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang diluar kemampuan
hambaNya untuk menyelesaikan cobaan tersebut.” Ya kan?! Selain dari itu sayapun
percaya pada guru-guru saya yang memilihkan jurusan IPA, karena mereka
menempatkan saya di IPA pastinya dengan sebuah alasan, dan mungkin
(mudah-mudahan) itu karena mereka percaya bahwa saya bisa.dan disekolah saya
pun mengikuti beberapa ekstrakulikuler, salah satunya jurnalistik. Tari budaya
Indonesia. Disini selalu dilatih untuk lebih percaya diri, dan lebih berani
untuk meng ekspresikan diri. Dan disini pulalah saya menemukan motto hidup
saya. “ lebih baik mendatangkan keajaiban, dari pada menunggu keajaiban
datang"
Maksudnya saya lebih suka mengejar suatu
hal yang dapat mendatangkan keajaiban daripada menunggu suatu hal tersebut,
karena hal itu tak akan datang dengan sendirinya apabila kita tidak berusaha
untuk mendapatkannya. Dan dengan diimbangi do’a tentunya.
Harapan Saat ini saya duduk dibangku kelas XII masih dengan jurusan IPA, yang insyaallah dalam jangka waktu dekat saya akan menghadapi sederet peristiwa mengerikan namun juga tak kalah penting. Yaitu; Ujian Praktik, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
Saya juga sangat ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah, namun dikarenakan keadaan ekonomi keluarga saya yang kurang mendukung, sayapun bertekad untuk berusaha mendapatkan bangku pendidikan itu tanpa memberatkan kedua orangtua saya, tentunya dengan cara yang halal. Saya mengikuti program bidik misi. Sayapun berharap semoga saya diterima dalam program bantuan dana pendidikan ini. Amin.
Jikapun Allah belum menghendakinya saya akan terus berusaha mencari sekolah dengan biaya ringan, kalaupun masih belum saatnya, saya yakin, kapanpun itu, dengan cara halal, Dan apabila saya bisa mendapat program bidik misi tersebut, saya akan mencari universitas yang mengadakan jurusan sastra jepang, atau sastra bahasa indonesiapun tak apa. Entah sejak kapan saya menyukai bahasa Jepang, tetapi saya sangat berminat untuk mengambil jurusan itu. Semoga Allah disitulah Saya mengenakan seragam putih abu-abu dan menuntut ilmu selama 3 th, di Pondok Modern ini Saya dibentuk menjadi seorang siswa didik yang diharapkan mampu memimpin ummat dan memiliki bidang professi yang dapat menjadi bekal bagi saya nantinya. Dan di sini juga saya belajar semua yang ada seperti Belajar Bhs Arab dan Inggris bahkan ke 2 bahasa tersebut di wajibkan dalam kehidupan sehari-hari, banyak perubahan sikap yang saya rasakan selama belajar di pondok dan mental menjadi lebih luar biasa dan tentunya semakin dewasa.
Harapan Saat ini saya duduk dibangku kelas XII masih dengan jurusan IPA, yang insyaallah dalam jangka waktu dekat saya akan menghadapi sederet peristiwa mengerikan namun juga tak kalah penting. Yaitu; Ujian Praktik, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
Saya juga sangat ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah, namun dikarenakan keadaan ekonomi keluarga saya yang kurang mendukung, sayapun bertekad untuk berusaha mendapatkan bangku pendidikan itu tanpa memberatkan kedua orangtua saya, tentunya dengan cara yang halal. Saya mengikuti program bidik misi. Sayapun berharap semoga saya diterima dalam program bantuan dana pendidikan ini. Amin.
Jikapun Allah belum menghendakinya saya akan terus berusaha mencari sekolah dengan biaya ringan, kalaupun masih belum saatnya, saya yakin, kapanpun itu, dengan cara halal, Dan apabila saya bisa mendapat program bidik misi tersebut, saya akan mencari universitas yang mengadakan jurusan sastra jepang, atau sastra bahasa indonesiapun tak apa. Entah sejak kapan saya menyukai bahasa Jepang, tetapi saya sangat berminat untuk mengambil jurusan itu. Semoga Allah disitulah Saya mengenakan seragam putih abu-abu dan menuntut ilmu selama 3 th, di Pondok Modern ini Saya dibentuk menjadi seorang siswa didik yang diharapkan mampu memimpin ummat dan memiliki bidang professi yang dapat menjadi bekal bagi saya nantinya. Dan di sini juga saya belajar semua yang ada seperti Belajar Bhs Arab dan Inggris bahkan ke 2 bahasa tersebut di wajibkan dalam kehidupan sehari-hari, banyak perubahan sikap yang saya rasakan selama belajar di pondok dan mental menjadi lebih luar biasa dan tentunya semakin dewasa.
Setelah saya
menyelesaikan pendidikan di Pondok pada tahun ajaran 2013/2014, setelah saya mendapatkan ijazah, dan Saya memutuskan
untuk mentransfer nilai guna melanjutkan di perguruan tinggi di luar dan
di Institut Agama Islam Negri Walisongo Semarang, dan sekarang sudah menjadi
Universitas Islam Negri Walisongo Semarang. inilah yang menjadi pilihan saya.
Dari sini saya telah mengikuti pendidikan mulai tahun ajaran 2013/2014 sampai
sekarang semester 2. Target Saya selesai pada pertengahan tahun 2017, dan
mudah-mudahan bisa tercapai dan akan menjadi seseorang yang sukses di kemudian
hari. Amiin