kembang api2
kembang api2

Minggu, 21 Juni 2015

Buat Judul



        Tema : pendidikan
Makalah:  Sejarah pendidikan di indonesia
Artikel jurnal : pentingnya pendidikan psikologi bagi remaja
Artikel koran : pendidikan di pedalaman
Review buku : pengembangan ketrampilan berfikir kreatif
Penelitian : Hubungan kekreatifitasan guru dalam mengajar dengan semangat belajar siswa
Buku ilmiah : pentingnya pengenalan sekularisme dan pluralisme dalam pembelajaran

Tugas Karya Tulis Ilmiah

Biografi Penulis Sejati



Biografi  Penulis  Sejati
M. Rikza Chamami ”
 Dosen Karya Tulis Ilmiah yang menjadi salah satu guru Favorit. Beliau Lahir di Krandon Kota Kudus pada tanggal 20 Maret 1980. Pendidikan dasar mulai TK dan SD di Nawa Kartika. Ia Mempunyai sebuah Hobi Menulis. Menulis adalah bidang seni yang sampai sekarang masih diselutinya. Sejak kecil dunia menulis sudah menjadi tulang rusuk dalam perjalanan hidupnya. Bermula pada saat beliau duduk di bangku Sekolah Dasar, Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran favoritnya. Berangkat dari rumah hingga tiba di sekolah, beliau selalu diberi tugas oleh gurunya untuk mengarang sebuah karangan. Ia justru merasa senang dan tidak bosan  ketika mendapat tugas tersebut.
 Setelah tamat bangku Sekolah Dasar ia melanjutkan pendidikan Madrasah di MTs Qudsiyah Kudus. Dalam jenjang pendidikan MTs ini ia mulai menulis puisi, cerpen, majalah dan karya-karya lainnya. Dan beranjak dari  dimuatnya karyanya menjadi salah satu motivasi, karena pertama kalinya karyanya dimuat  pada majalah LPJ yang bernama majalah Al Qudsi di madrasahnya. Semangatnya bertambah memuncak ketika ia duduk di bangku Aliyah dimana jurnalistik menjadi hobi barunya, ia juga aktif dalam segala macam ekstrakulikuler yang ada pada madrasahnya, seperti pramuka, PKS (Polisi Keamanan Sekolah), Saka Bhayangkara di polres Kudus serta kader disiplin nasional di KODIM Kudus, dan lain sebagainya. Ia mengikuti jurnalistik di Madrasah Futuhiyah Mranggen yang salah satu gurunya yaitu Bapak Jabir Al- Faruqi.
Kelas 2 MA ia diamanahi menjadi pemimpin redaksi, sebelumnya ketika kelas 1 MA Ia berkesempatan untuk mewawancarai para tokoh masyarakat seperti Gusdur, Wakil Gubernur Jateng. Itu adalah pengalaman menarik yang dapat beliau rasakan. Selanjutnya ia berkesempatan mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah dan menjadikan ia seorang juara. Selain itu, ia juga pernah menjuarai lomba-lomba saeperti lomba tauhid, khitobah, dan   juga mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti rebana Al Mubarok Kudus, Pramuka Bhayangkara dan lain sebagainya.
Pendidikan selanjutnya di pendidikan tingkat perguruan tinggi di IAIN Walisongo Semarang dengan mengambil prodi Kependidikan Islam. Seperti halnya pada tingkat pendidikan sebelumnya, meskipun sudah menjadi mahasiswa kecintaannya kepada dunia tulis menulis tidak akan lepas. ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa yang berbaukan karya. Dalam kedudukannya sebagai mahasiswa S1 IAIN Walisongo ia mengikuti berbagai UKM seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edukasi, Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat dan lain sebagainya. Hal baru yang paling menggembirakan dan menambah motivasinya, ketika duduk di semester II karya-karyanya dimuat media massa Suara Merdeka, Wawasan, juga Radar Semarang.
Setelah mendapat gelar Sarjana  S1 di IAIN Walisongo, ia melanjutkan program studi S2 nya di IAIN Walisongo untuk mendapatkan gelar magister. Kedudukannya sebagai mahasiswa S2 juga dilakoninya dengan menggeluti bidang tulis menulis. Sekarang ia masih aktif menjadi mahasisiwa S3 di IAIN Walisongo yang sekarang telah berubah nama menjadi UIN Walisongo Semarang. Sampai sekarang pun beliau masih sering menghasilkan karya dalam bentuk buku, artikel, dan sebagainya.
Berangkat dari pengalaman hal tulis menulis sampai sekarang di jadikan sebagai hobinya, termasuk visi yang beliau pegang adalah “ lebih baik mati dari pada hidup tidak berkarya” karena menurut beliau ketika beliau sudah tidak ada maka yang akan berbicara adalah tulisannya.
Demikian sekilas perjalanan kehidupan penulis sejati , M. Rikza Chamami, M.STop of Form

Sabtu, 20 Juni 2015

Artikel Pluralisme Agama



Puralisme  Agama
Globalisasi menimbulkan kesadaran kemanusiaan yang multidimensional karena dampaknya terhadap pemikiran, politik, ekonomi, budaya, agama, etnis, termasuk dimensi keamanan dan strategi. Oleh karena itu, Dalam kehidupan modern saat ini, kita tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa perjumpaan berbagai perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Dalam berbagai aspek kehidupan manusia disertai banyak dengan tantangan yang nyata untuk menghadapi berbagai keragaman nilai, budaya dan agama.
Pemikiran yang menganggap semua agama itu sama telah lama masuk ke Indonesia dan beberapa negara Islam lainnya. Tapi akhir-akhir ini pikiran itu menjelma menjadi sebuah paham dan gerakan “baru” yang kehadirannya serasa begitu mendadak, tiba-tiba dan mengejutkan. Umat Islam seperti mendapat pekerjaan rumah baru dari luar rumahnya sendiri. Padahal ummat Islam dari dulu hingga kini telah biasa hidup ditengah kebhinekaan atau pluralitas agama dan menerimanya sebagai realitas sosial.
 Dalam kesadaran akan pluralisme itu, timbullah berbagai sikap dan cara pandang, yang bernaung dibawah pluralisme. Cara pandang terhadap pluralisme merupakan sesuatu yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Dalam hubungan antar masyarakat, tak jarang cara pandang  terhadap pluralitas menghasilkan sikap-sikap tertentu., misalnya keterbukaan, ketertutupan, kebencian dan lain-lain.  Diantara banyak keragaman, agama adalah salah satu aspek pluralitas yang paling dibicarakan. Hal ini disebabkan selain karena nilai-nilai mutlak yang terkandung didalamnya, juga karena agama sangat mempengaruhi cara berelasi orang-orang beragama.
Agama sebagai sebuah tatanan nilai, sebenarnya membutuhkan medium budaya agar keberadaannya membumi dalam kehidupan umat pemeluknya dan iadiharapkan menjadi institusi bagi pengalaman iman kepada sang Khaliq. Disini agama menawarkan agenda penyelamatan manusia secara universal, namun disisi yang lain agama sebagai sebuah kesadaran makna dan legitimasi tindakan bagi pemeluknya, dalam interaksi sosialnya banyak mengalami perbedaan hermeunetik sehingga tidak pelak memunculkan konflik. Pluralitas agama disatu sisi, dan hiterogenitas realitas social pemeluknya disisi yang lain, tidak jarang menimbulkan benturan-benturan dalam tataran tafsir atau dogma agama maupun dalam tataran aksi.
Disadari atau tidak, konflik kemudian menjadi problem kebangsan dan keagamaan yang tidak bisa hanya diselesaikan lewat pendekatan teologi normatif. Akan tetapi diperlukan pendekatan lain yaitu sikap kearifan sosial di antara kelompok kepentingan dan kalangan pemeluk paham atau agama. Berkenaan dengan munculnya paham pluralisme terutama pluralisme agama beberapa tahun terakhir ini, maka wacana tentang pluralisme agama menjadi tema penting yang banyak mendapat sorotan dari sejumlah cendikiawan muslim sekaligus nampaknya juga memunculkan pro dan kontra dikalangan para pemikir, cendikiawan dan para tokoh agama.
Parahnya, pluralisme agama malah dianggap realitas dan sunnatullah. Padahal keduanya sangat berbeda. Yang pertama (pluralitas agama) adalah kondisi dimana berbagai macam agama wujud secara bersamaan dalam suatu masyarakat atau Negara. Sedangkan yang kedua (pluralisme agama) adalah suatu paham yang menjadi tema penting dalam disiplin sosiologi, teologi dan filsafat agama yang berkembang di Barat dan juga agenda penting globalisasi.
Solusi Islam terhadap adanya pluralitas agama adalah dengan mengakui perbedaan dan identitas agama masing-masing. Tapi solusi paham pluralisme agama diorientasikan untuk menghilangkan konflik dan sekaligus menghilangkan perbedaan dan identitas agama-agama yang ada. Jadi menganggap pluralisme agama sebagai sunnatullah adalah klaim yang berlebihan dan tidak benar.
Dalam paham pluralisme agama yang berkembang di Barat sendiri terdapat sekurang-kurangnya dua aliran yang berbeda: yaitu paham yang dikenal dengan program teologi global (global theology) dan paham kesatuan transenden agama-agama (Transcendent Unity of Religions). Kedua aliran ini telah membangun gagasan, konsep dan prinsip masing-masing yang akhirnya menjadi paham yang sistemik. Karena itu yang satu menyalahkan yang lain.
Munculnya kedua aliran diatas juga disebabkan oleh dua motif yang berbeda, meskipun keduanya muncul di Barat dan menjadi tumpuan perhatian masyarakat Barat. Bagi aliran pertama yang umumnya diwarnai oleh kajian sosiologis motif terpentingnya adalah karena tuntutan modernisasi dan globalisasi. Karena pentingnya agama di era globalisasi ini maka hubungan globalisasi dan agama menjadi tema sentral dalam sosiologi agama.
Kalangan filosof dan teolog justru menolak arus modernisasi dan globalisasi yang cenderung mengetepikan agama itu dengan berusaha mempertahankan tradisi yang terdapat dalam agama-agama itu. Yang pertama memakai pendekatan sosiologis, sedangkan yang kedua memakai pendekatan religious filosofis.  Solusi yang ditawarkan kedua aliran inipun berbeda. Berdasarkan motif sosiologis yang mengusung program globalisasi, aliran pertama menawarkan konsep dunia yang tanpa batas geografis cultural, ideologis, teologis, kepercayaan dan lain-lain.
Artinya identitas kultural, kepercayaan dan agama harus dilebur atau disesuaikan dengan zaman modern. Kelompok ini yakin bahwa agama-agama itu berevolusi dan nanti akan saling mendekat yang pada akhirnya tidak akan ada lagi perbedaan antara satu agama dengan lainnya. Agama-agama itu kemudian akan melebur menjadi satu. Berdasarkan asumsi itu maka John Hick, salah satu tokoh terpentingnya, segera memperkenalkan konsep pluralisme agama dengan gagasannya yang ia sebut global theology.
Solusi yang ditawarkan oleh aliran kedua adalah pendekatan religious filosofis dan membela eksistensi agama-agama. Bagi kelompok ini agama tidak bisa di rubah begitu saja dengan mengikuti zaman globalisasi, zaman modern ataupun post-modern yang telah meminggirkan agama itu. Agama tidak bisa dilihat hanya dari perspektif sosilogis ataupun histories dan tidak pula dihilangkan identitasnya. Kelompok ini lalu memperkenalkan pendekatan tradisional dan mengangkat konsep-konsep yang diambil secara parallel dari tradisi agama-agama.
Salah satu konsep utama kelompok ini adalah konsep sophia perrenis atau dalam bahasa Hindu disebut Sanata Dharma. Konsep ini mengandung pandangan bahwa di dalam setiap agama terdapat tradisi-tradisi sakral yang perlu dihidupkan dan dipelihara secara adil, tanpa menganggap salah satunya lebih superior dari pada yang lain. Selain itu aspek penting fahaman ini adalah pendekatannya yang diambil dari pengalaman spiritual dari tradisi mistik yang terdapat dalam tradisi agama-agama.

Rabu, 17 Juni 2015

Makalah Teknik Penulisan Artikel Koran Atau Majalah






TEKNIK PENULISAN ARTIKEL KORAN ATAU MAJALAH



Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamammi, M. S.I.



Disusun Oleh:
1.      Luluk Fitriana                          (1403036027)
                                          2.      Muhammad Rizal                    (1403036028 )
                                          3.    Wildan Haris Lesmana             (1403036029 )

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO 
SEMARANG
2015

I.     PENDAHULUAN
                    Menulis merupakan suatau kegiatan komunikasi berupa penyampain pesan (informasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis menjadi sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dengan tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Sebagai salah satu softskill, menulis dapat dipelajari. Kepiawaian seorang penulis bukan semata-mata disebabkan oleh bakat yang dimilikinya saja, tetapi juga hasil dari latihan secara terus-menerus. Pramoedya Ananta Noer mengatakan, “semua harus ditulis. Apapun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna.”
                   Artikel merupakan sebuah tulisan tentang suatu pokok khusus dalam surat kabar atau majalah. Untuk menulis artikel,tidaklah semudah membuat karangan biasa. Bila sudah menguasai kiat dasar mengarang, kita tidak akan kesulitan dalam menulis karangan-karangan tersebut. Dalam menulis artikel itu sendiri, kita dapat dengan bebas menuangkan ide-ide yang kita miliki misalnya saja pengalaman pribadi ataupun merujuk pada suatu referensi.

II.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian Artikel Koran atau Majalah?
2.    Apa Tujuan Penulisan Artikel Koran atau Majalah?
3.    Apa Saja Ruang Lingkup Artikel Koran atau Majalah?
4.    Bagaimana Langkah Penyusunan Artikel Koran atau Majalah?
5.    Apa Contoh Artikel Koran atau Majalah?




III.     PEMBAHASAN
A.  Pengertian Artikel Koran atau Majalah
 Artikel dalam bahasa Inggris ditulis “article”. Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S Poerwadarminto, article berarti “karangan”. Sedangkan “artikel” dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, berarti karangan di surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya.
Dalam lingkup jurnalistik, para pakar komunikasi menerjemahkan artikel, berdasarkan sudut pandang masing-masing. Menurut R. Amak Syarifuddin, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Massa (STIKOSA-AWS) Surabaya, artikel adalah suatu tulisan tentang berbagai soal, mulai politik, sosial, ekonomi budaya, teknologi, olahraga, dll.[1]
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupastuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu, memengaruhi, dan meyakinkan .
Secara teknik jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. [2]
Artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. [3]
Koran  (newspaper) adalah penerbitan berkala yang berisikan artikel, berita-langsung (straight news), dan iklan. Wujud koran pad aumumnya  berupa lembaran kertas ukuran plano (sekitar  58x85 cm). Berdasarkan tujuan dan segmentasinya  pada umumnya muncul dalam motonya jenis koran yang umm , diantaranya koran independen, koran partai, koran kuning (berita sensasional di seputar selebriti, kriminal, seks, dan pornografi).
Majalah adalah publikasi atau terbitan berkala yang memuat berbagai artikel, berita-olahan, cerita, mitos. Majalah dicetak dalam lembaran kertasberukuran kuarto, folio bahkan dijilit seperti buku.[4]
Menurut analisa kami, artikel koran atau majalah adalah suatu karya yang disajikan melalui tulisan yang bersifat subjektif, kreatif, serta referensial yang diterbitkan pada surat kabar harian maupun majalah. Subjektif dalam hal ini berarti tulisan pada artikel merupakan opini penulis sendiri terhadap suatu fenomena. Kreatif  berarti setiap penulis artikel memiliki sebuah kemampuan untuk menghasilkan artikel yang berbeda dari yang diciptakan orang lain. Suatu artikel yang ditulis secara referensial membutuhkan sumber-sumber realita yang relevan seperti surat kabar, buku, skripsi, jurnal, dll.




B.  Tujuan Artikel Koran atau Majalah
          Artikel mempunyai banyak tujuan dalam penulisannya seperti yang diungkapkan oleh AS Haris Sumadiria, yaitu :
a.    Memberitahu
Artikel memberi sejumlah informasi penting bagi pembaca tanpa ada unsur  promosi atau mempengaruhi keyakinan pembaca.
b.    Mempengaruhi dan meyakinkan
Biasanya pebulis memberikan pendapatnya dengan tujuan mengajak pembaca melakukan sesuatu atau mempengaruhi asumsi yang dimiliki oleh pembaca berdasarkann argumen yang dimiliki penulis.
c.    Menghibur khalayak pembaca (rekreatif)
Penulis menyajikan kata atau kalimat yang berfungsi sebagai media hiburan bagi paembacanya tanpa ada unsur persuasif. karena bersifat hiburan, biasanya pokok bahasan artikel ditulis lebih ringan.[5]
.


C.  Runag Lingkup Artikel Atau Koran
         Artikel merupakan tulisan yang berisi pemikiran penulis tentang fenomena masyarakat, politik, teknologi dan sebagainya yang dikemas scara khas dengan gaya jurnalistik untuk diterbitkan pada khalayak pembaca khususnya pada media masa harian seperti koran atau majalah.[6]
          Sering kita menemuia artikel yang dimuat surat kabaratau majalah memiliki jenis-jenis yang berbeda.
1.    Jenis-jenis Artikel
Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang dihadapinnya, antara lain :
a)    Artikel praktis
Artikel praktis lebih banyak bersifat petunjuk praktis tentang cara mrelakukan sesuatau , misalnya petunjuk cara membuka internet, cara praktis merawat tanaman bonsai, dan lain sebagainya. Artikel praktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan ketrampilan dari pada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Artikel praktisbiasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis. Artinya pesan disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan pekerjaan.
b)   Artikel ringan
Artikel ringan , lazim ditemukan pada rubrik anak-anak, remaja, wanita dan keluarga. Artikel ini lebih banyak mengangkat topik bhasan yang ringan dengan cara penyajiannya yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita. Artikel ringan bisa dibaca secra sekilas ditempat praktik doktor atau diruang-ruang tunggu terminal, stasiun atau bandara. Artikel ringan dikemasdengan gaya panduan informasi dan hiburan.
c)    Artikel halaman opini
Semua artikel termasuk opini (view) sifatnya subjektif sedangkan berita (news) bersifat fakta objektif. Penamaan artikel halaman opini dimaksudkan terutama untuk memudahkan dalam mengenali jenis-jenis artikel yang terdapat dalam surat kabar, tabloid. Dan majalah. Selain itu untuk mengenali karakteristik isinya, cara pendekatannya, dan topik-topik yang dikupasnya. Artikel opini ini lazim ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk recana, karikatur, pojok , kolom, dan surat pembaca, artikel opini mengupas suatu masal serius dan tuntasdengan merujuk pada pendekatan analisis akademis yang sifatnya relatif berat, karena itulah artikel opini kerap ditulisoleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan , pengetahuan, keahlian atau pengalaman memadai dibidangnya masing-masing.
d)   Artikel analisis ahli
Artikel lazim ini biasa ditemukan pada halam muka, halaman-halaman berita, halaman dan rubrik-rubrik khusus tertentu. Artikel jenis ini ditulis oleh ahli pakar dibidangnya dalam bahasa yang apopuler dan komunikatif. Artikel analisis ahli menghapus secara tajam dan mendalam suatu persoalan yang sedang menjadi sorotan dan baha pembicaraan masyarakat. Topik yang diangkat dan diabahas seperti ekonomi, politik, pendidikan ,sosial, agama, budaya, industri, iptek.
Beberapa surat kabar besar di Indonesia menyediakan ruang khusus untuk artikel analisis ahli.salah satu tujuannya antara lain, mendekatkan pokok masalah yangsedang disorot dalam berita sebagai suatu persoalan yang mrngandung pertanyaan, dengan tinjauan pakar dibidang yang sama yang memberikan penjelasan dan jawaban kepada sidang pembaca.
e)    Artikel religi
Sesuai dengan istilahnya, artikel ini berisi tentang ajaran agama atau keyakinan. Pada hari-hari tertentu media masa sering menyediakan ruang yang memuat artikel religi, seperti surat kabar Harian Rakyat, setiap hari jum’at menyediakan ruang u tuk artikel religi yang ditulis oleh orang muslim. Dalam menulis artikel ini, siapapun dapat melakukannya asal memahami ajaran yang dianut.[7]

   


2.    Karakteristik Artikel
Artikel yang ditulis untuk konsumsi surat kabar atau majalah, mrmiliki tujuh karakteristik :
a)    Ditulis dengan atas nama (by line story)
Artikel adalah karya individual, sebagai karya individual , seperti juga puisi, puisi atau cerpen dalam dunia fiksi, artikrl harus mencantumkan dengan jelas nama penulisnya. Untuk kategori artikel opini, nama penulis biasanya dicantumkan di atas, dibawah judul. Sedangkan untuk artikel diluar kategori opini seperti artikel ringan dan artikel praktis, nama penulis biasanya agak disembunyikan dengan cara disimpan pada bagian akhir artikel, dan itu pun ditempatkan dalam kurung..
b)   Mengandung gagasan aktual atau kontroversial
Artikel apaun yang diuli, hedaknya mengandung gagasan aktual, kontroversal, atau kedua-duanya. Gagasan aktual berarti gagasan yang sifatnya baru, belum banyak ditulis, diketahui, atau dibicarakan orang, sesuatu yang berada di luar batas yang biasa atau yang lazim.
Artoikel haruslah menghindari gagasan usang, atau sesuatu yang datar-datar saja, monoton, karena pasti tidak laku dijual, tidak akan dilirik dan diperhatikan pembaca. Hanya gagasan yang baru, segar, yang diasumsikan memberikan alternatif serta nilai manfaat tinggi bagi masyarakat.
c)    Menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca
Seseorang penulis tidak boleh asyik sendiri, artikel yang ditulisnya harus lebih banyak memberi manfaat bagi kepentingan mayoritas  masyarakat sesuai dengan surat kabar atau majalah yang memuat artikel tersebut.contoh : artikel opini yangmengupas dampak kenaikan tarif bahan bakar minyak terhadap tingkat pendapatan dan beban hidup masyarakat kelas menengah dan bawah diperkotaan, sangat bersinggungan dengan kepentingan ratusan ribu bahkan jutaan orang.[8]
d)   Ditulis secara referensional dengan visi intelektual
Artikel adalah karya nonfiksi yang bertumpu pada dunia kognisi. Suatu artikel lahir dari proses kreatif intelektual seseorang. Sebagai karya intelektual seseorang, artikel apa pun yang ditulis haruslah didukung oleh seperangkat bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan. Bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan itu bisa didapat dari surat kabar, majalah , jurnal, hasil-hasil penelitian , skripsi. Artikel yang ditulis secara referensial dengan visi intelektual, karena itu, meniliki ciri, antara lain: logis, sistematis, analitis, akademis, dan etis.
e)    Disajikan dalam bahasa sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, populir, komunikatif
Artikel konsumsi surat kabar atau majalah harus tunduk pada bahasa jurnalistik,. Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang lazim ditemui dan digunakan dalam pers seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Ciri utama bahasa jurnalistik adalah sederhana, lugas, singkat, menarik, segar, ringan dicerna, mudah diingat, mudah dimengerti, dan dipahami arti, maksud, dan arahnya (komunikatif).
f)    Singkat dan tuntas
Singkat mengandung dua pengertian, filosofis dan teknis. Singlkat secara filosofis, berarti tidak bertele-tele, tidak mendayu-dayu dan berputar-putar. Jadi tulkislah secara ringkas, langsung pada pokok persoalan singkat secara teknis, berarti di sesuaikan dengan kapling atau ruangan yang tersedia, yang mana untuk setiap surat kabar relatif berbeda-beda, sebagai contoh, ada surat kabar terbitan ibu kota yang rata-rata memuat artikel opini sepanjang 15-20paragraf, tetapi ada juga yang rata-rata memuat 21-26 paragraf.
 tuntas, artinya tidak bersambung ke edisi berikutnya, boleh saja bersambung kehalaman lain namun masih tetap dalam edisi yang sama.harap diingat, surat kabar adalah bacaan murah dan masal hanya untuk hari ini. Besok apalagi lusa sudah basi. Mereka yang membaca surat kabar hari ini belum tentu besok atau lusa membaca surat kabar yang sama.
g)   Orisional
Orisional menunjukkan pada dua hal. pertama, artikel yang ditulis merupakan aslikarya sendiri, bukan hasil menjiplak atau membajak. Untuk menghindari plagiat, maka seseorang penulis harus menguasai sekaligus  mengamalkan etika penulisan dan penulisan secara konstan. Kedua, artikel yang ditulis harus yang asli, bukan foto copy atau salinannya.[9]

3.    Bagian –Bagian Artikel
Pada umumnya bagian artikel terdiri atas judul (head), nama penulis (by name), pendahuluan (intro), isi ( contects) dan penutup (closing).
a)    Judul
Judul merupakan identitas terpenting yang diibaratkan seperti kepala bagi manusia.
b)   Penulis
Penulis mencantumkan nama di artikelnya, dalam menulis artikel dapat dilakukan sendiri maupun berdua,. Walaupun menulis berdua sangat jarng dilakukan oleh penulis artikel di media masa harian, namun pada majalah ilmiah hal ini lazim dilakukan.
c)    Pendahuluan
Pendahulauan merupakan kalimat atau paragraf pembuka sebagai pembuka awal penulisan artikel.
d)   Isi
Merupakan uraian isi pesan yang disampaikan kepada pembaca.
e)    Penutup
Kalimat atau paragraf pada bagian terakhir sebagai penutup dari tulisan artikel.[10]




D.  Langkah Penyuisunan Artikel Koran / Majalah
Sebagai proses kreatif, menulis artikel di bagi kedalalam tiga tahap, yaitu persiapan menulis, pelaksanaan penulisan, dan perbaikan materi tulisan. Ketiga tahap inisangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam proses penulisan artikel. Para pecalon penulis dan penulispemula, sebaiknya mengikuti ketiga tahap menulis artikel ini dengan baik.
1.    Tahap Persiapan
Pada tahap ini kita harus menyiapkan beberapa hal, anatara lain,(a) aspek administratif, (b) aspek teknis, (c) aspek akademis , dan (d) apek psikologis.. keempat aspek itu menurut para penulis  dan kolumnis sukses, merupakan persyaratan yng wajib ditempuh oleh para calon penulis atau penulis pemula. Kreatif dan disiplin itulah kuncinya.
a)    Aspek Administratif
   Menyiapkan hal-hal yang sifatnya administratif seperti mesin tik , pita mesin tik, komputer, tinta, kertas, pensil, stabilo, dan sumber-sumber rujukan yang diperlukan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, kliping berita, kliping artikel, semua rujukan sumber itu sebaiknya sudah di beri tanda agar kita dengan cepat dan mudah membaca serta mengutipnya saat pengetikan pastikan tak ada yang terlewat.
b)   Aspek Teknis
   Memastikan peralatan kerja yang diperlukan berfungsi dengan baik. Mesin tik atau komputer begitu juga printer, dalam keadaan siap dan baik digunakan, tidak ada gangguan apapun. Kuasai program dengan baik. Tentukan kita akan mengetik pada program apa, dan dihindari penggunaan program yang akan lebih banyak memberikan peluang kepada kita untuk coba-coba hanya karena katerbatasan pengetahuan dan pengalaman
c)    Aspek Akademisi
    Membuat kerangka sederhana untuk memudahkan kita menulis sekaligus menghindari tumpang tindih bahasan. Gunakan pola 3Pdan rumus ABC. Rumus ini sangat sederhana, mudah dipahami dan dapat dilakukan oleh siapa pun.[11]
   Tentang kerangka 3P dan ABC yang dimaksud adalah sebagai berikut: Bahwa 3P merupakan sebuah singkatan dari pendahuluan , pembahasan, dan penutup. Sedangkan rumus ABC bukan merupakan singkatan, melainkan  urutan pengerjaan yang sifatnya alfabetis. Apabila dimaknai lebih lanjut, maka A berarti P1 ( pendahuluan), B berarti P2 ( pembahasa), C berarti P3(penutup). Hal yang membedakan antara pola 3P dan rumus ABC yakni apabila pola 3P masih berupa kerangka artikel yang belum terisidan hanya sebatas konseptual, sedangkan pada rumus ABC kerangka tersebut harus sudah di isi dengan pertanyaan tertentu sehingga menjadi operasional dan fungsional.[12]
d)   Aspek Psikologi
    Menulis adalah kegiatan kreatif yang sangat mengasyikan. Jangan pernah menganggap menulis adalah pekerjaan yang sangat memberatkan atau menjengkelkan. Karena itu buatlah suasana menulis menjadi menyenangkan . jika merasa nyaman dan nikmat menulis kita dengan ditemani musik, maka siapkan dan putarlah kaset musik-musik pilihan kesukaan. siapkan pula makanan ringan  atau cemilan bila diperlukan.
   Singkat kata secara psikologis dan bahkan secara biologis, ciptakan situasi kejiwaan dan pencernaan yang menyenagkan sehingga sanggup duduk lama dibelakang mesin tik atau komputer (minimal tiga jam).
2.    Tahap Pelaksanaan Penulisan
Pada tahap pelaksanaan penulisan , pusatkan perhatian hanya pada tulisan dan menghindari gangguan yang bisa membatalkan ide. Dengan berpedoman pada kerangka karangan yang sudah dibuat disertai daftar referensi yang sudah tersusun diatas meja, maka pekerjaan hanya satu : menulis dan terus menulis.
Dalam tahap penulisan, kita harus memusatkan perhatian hanya kepada tulisan yang sedang kita buat.semua hal yang mengganggu harus dihindari seperti halnny:
(1)      Kehabisan kata-kata
     Masalah yang sering dialami penulis adalah kehabisan kata-kata atau tidak dapat mengembangkan pokok bahasan lagi, Menurut Haris Sumadiria ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah ini, yaitu :
a)   Penjelasan
Secara sederhana, penjelasan berarti membuat keterangan atau uraian terhadap suatu persoalan yang dibahas, dengan memberikan penjelasan makna kata istilah dan gagasan yang dibahas akan mudah dipahami secara lebih baik.
b)   Contoh
Kata dan kalimat yang ada pada opini biasanya merupakan gambaran hal yang bersifat abstrak. Contoh diperlukan untuk menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi konkret.
c)   Perbandingan
Perbandingan merupakan uraian artikel yang dapat menjelaskan kepada pembaca, misalnya membandingkan antara negara satu dengan yang lain.
d)  Kutipan
Menyertakan kutipan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan artikel. Kutipan dapat diambil dari kitab suci, tokoh, surat kabar, majalah, buku, atau referensi-referensi lain. Yang relevan dengan topik yang dibahas. Kutipan berfungsi untuk mengembangkan bahasan, mendukung, menguatkan, serta membangun kreadibilitas gagasan penulis.
e)   Statistika
Data statistika dapat menghidupkan angka-angka yang ada diartikel, dengan demikian, pembaca dapat terbantu dalam memahami atau mengenali apa yang ada dalam statistik.
f)    Penegasan
Penegasan yaitu menyatakan kembali suatu pokok masalah dengan penyusunan redaksi yang berbeda, pengesahan berarti memberikan penekanan pada kata atau kalimat tertentu dengan maksud untuk dijadikan rujukan bagi pembaca.[13]
(2)      Gaya penulisan Artikel
      Gaya penulisan seseorang menentukan bisa tidaknya sebuah artikel dimuat di surat kabar. Ada beberapa gaya penulisan selain mengikuti gaya penulisan penerbit surat kabar. Diantaranya gaya penulisan tersebut yakni :
a)      Gaya penulisan harus kritis, analisis dan eksplanatif atau bukan karangan fiksi
b)      Menghindari penggunaan istilah atau bahasa teknis ilmiah, dan menggunakan bahasa ilmiah populer, disertai penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
c)      Alur penerapan haris runtut dan logis
d)     Tulisan harus terfokus, terorganisir, punya latar belakang  yang jelas.
e)      Tidak bertele-tele, bombastisatau malah vulgar.
f)       Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunan bahasaasing atau bahasa derah sebaiknya disertai padan kata atau penjelasan. Tidak menggunakan ungkapan kalimat normatif.  [14]
3.    Tahap Perbaikan (penyuntingan).
Pada tahap perbaikan atau penyuntingan materi tulisan, kita harus membaca, memperhatikan, mengoreksi, serta melakukan revisi terhadap beberapa hal yang menyangkut aspek teknis dan aspek substansi (materi isi) tulisan , antara lain meliputi:  
a)      Revisi Judul
    Bzcz dan periksa kembali judul artikel yang sebelumnya kita beri setatus “sementara”. Pikirkan dan putuskan apakah judul “ sementara” itu akan ubah statusnya menjadi judul “ permanen”, atukah perlu diperbaiki kembali sehingga menjadi lebih baik dan memiliki nilai judul tinggi di mata pers dan khalayak pembaca.
b)      Revisi Intro
    Intro adalah bagian pembuka atau pendahuluan, intro artikel yang baik cukup tiga paragraf. Tidak boleh dari itudan pastikan intro yang ditulis sudah memenuhi syarat : ringkas, menarik, dan ditulisdalam bahasa jurnalistik yang baik..
c)      Revisi Komposisi
    Komposisi berarti susunan. Susunan haruslah beraturan dan artikel yang baik harus tunduk pada hukum komposisi. Sekali keluar dari hukum komposisi, maka artikel yang di buat tidak ubahnya permainan sirkus. Kepala dijadikan kaki, kaki dijadikan kepala. Karena itu periksalah apakah komposisi artikel yang di buat sudah baik.[15]
d)     Revisi akuransi
    Telitilah dalam mengutip nama seseorang, jabatan, pangkat, kedudukan, alamat, angka, tanggal, bulan, tahun, salah tulis, salah mengetik angka, besar akibatnya. Jangan sampai muncul tudingan sebagai penulis ceroboh. Biasakan bekerja dengan cepattetapi juga tepat dan akurat. Setelah semuanya diyakini tidak ada yang salah tulis atau salah kutip, telitilah kembali apakah data yang dikutip dan paparkan relevan dengan pokok bahasan. Jika kurang relevan, sebaiknya kutipan atau data tersebut dihapus.
e)      Revisi ejaan dan istilahteknis
    Tanpa sadar, kita sering menggunakan istilah-istilah teknis yang hanya dimengerti dan dipahami oleh lingkungan sendiri yang sangat terbatas. Ganti istilah teknis itu dengan istilah yang dipahami umum.
f)       Revisi Gramatik
    Berkomunikasi secara tertulis, jauh berbeda dengan berkomunikasi secara lisan. Bahasa lisan lebih banyak menekankan pengertian. Bahasa tulis lebih menekankan pada struktur dan makna. Berhati-hatilah dalam masalah tata bahasa, strukturkalimat, paragraf, kata dan ejaan, gunakan kalimat pendek, tegas, jelas, sederhana, mudah dimengerti dalam membuat paragraf.
g)      Revisi bobot dan substansi materi tulisan
     Menulis tidak skedar untuk memberi tahu, meyakinkan, membujuk atau mempengaruhipembaca dan menghibur mereka. Menulis juka menunjukkan kapasitas dan kredibilitas penulis. Menulis suatu topik sebaiknya disesuaikan dengan disiplin ilmu, pengetahuan, keahlian atau bidang pengalaman penulis. Uji kualitatif seperti itu juga diperlukan agar tidak salah dalam mengirim artikel.
h)      Asumsi dampak yang diharapkan
     Menulis berarti komunikasi. Menurut teori, komunikasi yang baik adalah yang senantiasa memperhatikan umpan balik. Komunikasi harus efektif agar mencapai hasil seperti yang kita harapkan. Dalam kerangka inilah, kita selayaknya membuatpeta asumsi dampak yang diharapkan terhadap dan dari khalayak pembaca.[16]
E.   Contoh Artikel Koran / Majalah
Ekonomi Indonesi
TEMPO.CO, Jakarta – Komite Ekonomi nasional memprediksi pertumbuhan ekonomi indonesia pada 2014 akan tumbuh lebih rendah dari pada tahun 2013. Ketua komite Chairul Tanjung mengatakan ekonomi indonesia tahun 2014 hanya akan tumbuh pada kisaran 6,1-6,6 persen
“ ini jelas lebih rendah dibanding prediksikami tahun ini pada kisaran 6,3-6.7 persen”. Kata Chairul dalam ambutan pembukaan ekonomi, outlok 2014 di Menara Bank Mega, senin10 Desember 2014.
Target ini menurut Chairul memang disadari lebih rendah dibanding target pemerintah sebesar 6,5-6,8 persen, ”kami realistis dengan situasi perekonomian global yang sangat berpengaruh pada perekonomian indonesia” katanya ketika menyamppaikan rancangan apbn 2014, Mentri Keuangan Agus Martowardojo.
Adapun pada 2014 nanti, perekonomian tak akan jau berbeda dibanding tahun 2013, sektor ekspor, kata Chairul, tak akan tumbuh drastis. Dia menambahkan pertumbuhan ekonomi indonesia pada 2014, tampaknya akan terus mengandalkan sumber konsumsi domestik , selain itu, investasi juga akan menjadi penunjangan ekinomi indonesia pada 2014.
Sumber :









IV.     KESEMPULAN
Seseorang penulis harus memiliki persepektif yang berbeda dan mendalam ketika membuat sebuah artikel koran/majalah. Artikel termasuk karangan yang dianalisa dari perspektifberbeda dan bersifat subjektif.
Artikel mempunyai beberapa tujuan , yaitu untuk memberitahu, memengaruhi, meyakinkan, atau menghiber khalayak pembaca.dan adapun terkait dengan ruang lingkup artikel diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Jenis artikel
2.      Karakteristik artikel
3.      Bagian-bagian artikel
Banyak penulis yang kesulitan membuat artikel dikarenakan tidak mengetahui langkah-langkah dan teknik penulisan artikel. Pada umumnya ada tiga langkah yang digunakan dalam menyusun sebuah artikel :
1.    Tahap persiapan
2.    Tahap pelaksanaan penulisan
3.    Tahap perbaikan materi tulisan

V.     PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Penulis minta maaf apabila ada penulisan atau ulasan yang salah atau kurang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amiin.








DAFTAR PUSTAKA
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2009, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudarman, Paryati. 2008, Menulis di Media Masa.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sudarman , Haris.,2011,Menulis Artikel dan Tajuk Recana, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Wibowo, Wahyu, 2006, Berani Menulis Artikel, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Nur Tanjung, Bahdin, H. Adrial, 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,  Jakarta : Klencana.
Aji Putra, Brama, 2012,  Menembus Koran : Berani MenulisArtikel,Yogyakarta




[1] Totok Djuroto, Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2003), hlm 3-4.
[2] AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 1-2.
[3] Bahdin Nur Tanjung, H. Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta : Klencana, 2010.), hlm 7.
[4] Wahyu Wibowo, Berani Menulis Artikel , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka, 2006), hlm 22-24.
[5]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 1-2.
[6]  Brama Aji Putra, Menembus Koran: Berani Menulis Artikel ,( Yogyakarta : Esay Media,2012), hlm 6.
[7]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 8-10.
[8] AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 4-5.
[9]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 6-7.
[10]  Paryati Sudarman ,Menulis di media Masa,( Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2008), hlm 147-148.
[11]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 19-21.
[12]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 36.
 [13] AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 55-59.
 
[14]  Paryati Sudarman ,Menulis di media Masa,( Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2008), hlm 162.
[15]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 23.
[16]  AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Recana, (Bandung : SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, 2004), hlm 24-25.